Gaya Mendidik Anak

Posted by

Narasumber : Elly Risman, Psi.

1. Ada dua gaya mendidik populer. Gaya Helikopter dan Gaya Sersan Pelatih. Keduanya tidak bagus untuk perkembangan anak.

2. Gaya helikopter: mengawasi anak terlalu berlebihan, menganggap anak seperti raja yang tidak boleh “disenggol” sedikitpun.

3. Gaya helikopter: tiada hari tanpa perlindungan, anak menemui kesulitan sedikit saja … bantuan langsung datang dan orangtua sangat tidak tegaan.

4. Akibat gaya helikopter jika terbawa sampai anak besar: nyogok sekolah terbaik, mencarikan kerja untuk anak, anak berkemah ditengokin.

5. Biasanya helicopter parents selalu berdalih ingin memberikan yang terbaik untuk anak. Padahal yang terbaik itu bukan diwujudkan dengan membelikan feeding set, stroller, atau barang-barang termahal.

6. Gaya sersan pelatih: selalu mengatur, anak tidak diberi kesempatan untuk berpikir karena semuanya sudah diputuskan orangtua.

7. Gaya sersan pelatih dan helikopter mungkin terlihat bekerja dengan baik ketika anak masih kecil, tapi akan bermasalah di kemudian hari.

8. Banyak orangtua yang menerapkan dua pola asuh tersebut atas nama cinta. Padahal parenting itu bukan untuk jangka pendek, harus pikirkan dampak jangka panjangnya.

9. Anak = pinjaman, dititipkan Tuhan untuk kebahagiaan, kesenangan, dan juga ujian kita. Jadi harus kita yang mengasuh secara total, bukan “diekspor”.

10. Sekarang banyak orangtua mengalihkan tugas pengasuhan ke orang lain, dari mulai babysitter, nenek, guru di sekolah sampai guru mengaji.

11. Pengasuhan yang efektif: cinta yang tidak permisif (semua boleh), cinta yang kuat untuk membiarkan anak berbuat salah dan menjalani konsekuensi.

12. Pengasuhan yang efektif: cinta yang tidak mentolerir tingkah laku yang tidak terpuji.

13. Kalau anak menangis karena mainan direbut temannya, jangan dialihkan dengan memberi mainan lain karena itu mengajarkan anak untuk menghindari masalah.

14. Sebaiknya anak yang merebut diharuskan untuk mengembalikan mainannya. Anak kita perlu diajarkan untuk mempertahankan haknya.

15. Masalah besar orangtua sekarang dengan anak mulai umur 7 tahun: tidak bertanggung jawab, manja, pemalas, dan melawan karena kecilnya salah asuh.

16. Kalau anak mau memakai baju yang tidak pas padu padannya kita selalu menyuruhnya ganti karena kita malu pada orang lain. Padahal parenting is never about us.

17. Peduli dengan anak bukan berarti melindungi dari semua kesalahan dalam proses berkembang. Kesalahan adalah kesempatan untuk belajar.

18. Tanggung jawab tidak diajarkan tapi harus di-CONTOH-kan. Kalau mengharuskan anak membereskan mainannya, kita contohkan dengan membereskan barang atau bekas masak sendiri.

19. Tanggung jawab membutuhkan kesempatan. Kalau semuanya disediakan dan terlalu mudah, kapan anak akan mendapat kesempatan untuk belajar tanggung jawab?

20. Berikan anak pilihan dan batasan dari sedini mungkin. Proses pengambilan keputusan adalah momen yang sangat berharga.

21. Anak harus dicontohkan beberapa macam tanggung jawab. Terhadap Tuhan, diri sendiri, keluarga, alam, dan masyarakat.

22. Anak yang bertanggung jawab akan tumbuh harga dirinya, lebih percaya diri, berprestasi, mandiri, dan mengerti konsekuensi.

23. Contoh kecil: kita dapat mengajak anak untuk memilih sendiri menu sarapannya untuk besok, biarkan mereka memiliki kontrol.

24. Anak belajar dari apa yang dia lihat, dengar, dan rasakan.

25. Tiga kaki konsep diri yang baik: merasa dicintai sekitar, yakin punya kemampuan dan merasa mampu mengontrol hidup sendiri.

26. Jangan mengambil alih proses pembelajaran anak seperti mengancingkan bajunya, menalikan sepatunya supaya cepat selesai.

27. Kasihan harga dirinya nanti ketika sudah TK atau SD tapi belum bisa mengancingkan bajunya sendiri.

28. Biarkan anak melakukan kesalahan asal tidak berbahaya, tekankan kekuatan yang dimilikinya, hindari mengkritik, dan melindungi.

29. Bermusyawarahlah dengan anak, kalau anak melakukan kesalahan jangan dihancurkan lagi harga dirinya.

Nah, demikianlah beberapa poin dan intisari dari Dua Gaya Mendidik Populer.

Dalam ISLAM sesungguhnya telah banyak Allah contohkan bahkan diabadikan di dalam Al Quran seperti Luqman, kemudian contoh dari Para Sahabat Nabi, tinggal bagaimana kita dalam mendalami dan mempelajari semua hal tersebut.


Semoga bermanfaat....


Blog, Updated at: 06.05

0 komentar:

Posting Komentar

Diberdayakan oleh Blogger.

Send Quick Massage

Nama

Email *

Pesan *