NU garis lurus bongkar patgulipat kemenangan SAS sebagai Ketum PBNU
A. Z. Muttaqin - Sabtu, 22 Syawwal 1436 H / 8 Agustus 2015 08:00
JOMBANG (Arrahmah.com) – Tim reportase NU Garis Lurus dalam laporan eksklusifnya membongkar intrik (penyebaran kabar bohong yang sengaja untuk menjatuhkan lawan) dan patgulipat (main curang) menjelang terpilihnya Said Agil Siraj (SAS) sebagai Ketua Umum PBNU.
Menurut laman ini pengungkapan ini untuk melengkapi pemberitaan media yang simpang siur. Berikut kronologinya yang kami kutip dari laman nugarislurus.com.
Kronologi detik-detik menjelang kemenangan SAS :
1. Sore, Tanggal 5 Agustus 2015, bertempat di Alun-alun Jombang. Dilaksanakan sidang Pleno untuk mengesahkan dewan Ahwa setelah sebelumnya Rais Syuriah dikumpulkan di sidang komisi.
2. Jelang malam, Atau sekitar pukul 19.00 merebak isu di Tebu Ireng diadakan Muktamar tandingan dengan dihadiri Kiai Hasyim Muzadi, Kiai Sholahuddin Wahid, Kiai Abdullah Syamsul Arifin, Kiai Muhammad Adnan, Kiai Afifuddin Muhajir dan Katib ‘Amm PBNU demisioner Kiai Malik Madani.
3. Pukul 20.00 tampak sebagian peserta muktamar meninggalkan arena muktamar di Alun-alun dan bergerak ke Tebu Ireng.
4. Pukul 20.10 setelah Alun-alun dinyatakan steril dari pendukung Gus Sholah, Tampak beberapa muktamirin memasuki arena Muktamar dengan sandi-sandi khusus dan menempati kursi-kursi kosong yang sudah disediakan.
5. Pukul 20.30 gerbang ponpes Tebu Ireng ditutup oleh pihak keamanan. Diindikasikan ini terjadi agar peserta yang berada di dalam ponpes tidak bisa keluar sehingga yang berada di Alun-alun benar -benar aman. Sesuai pengakuan wakil PWNU Jateng di media massa mereka tidak boleh keluar dan hanya boleh keluar jika ID Card di lepas. ID Card ini adalah syarat masuk ke muktamar alun -alun Jombang.
6. Pukul 21.30, Kiai Makruf Amin membacakan surat pernyataan mundur dari Kiai Mushtofa Bisri. Maka secara otomatis Rais Aam dijabat oleh Kiai Makruf Amin.
7. Pukul 22.15, tampak pihak keamanan di Alun-alun semakin bertambah. Diindikasikan ada sebagian petugas keamanan dengan sandi-sandi khusus menyampaikan laporan dari Tebu Ireng dengan sandi : Utara Diwek arus ramai lancar. Ini difahami sebagai ponpes Tebu Ireng. Artinya situasi di Ponpes Tebu Ireng ramai namun peserta sudah tidak bisa keluar menuju Alun-alun.
8. Pukul 22.30 sidang pemilihan Ketua Tanfidziyah masa kerja 2015-2020 resmi dimulai. Keanehan mulai terjadi, “Ahmad Muzakki” sebagai panitia perhitungan suara voting mengumumkan diawal Pemilik suara 508 se Indonesia, hadir 378. Dia mengklaim melebihi 50% baik perwakilan PW/PC NU. Namun saat perhitungan kertas suara yang masuk mencapai 417. Sementara kubu Gus Sholah mengklaim ada lebih dari 20 PW dan Ratusan PC bertahan di Tebu Ireng yang sebutan media “Muktamar Tandingan” namun ternyata hanya Istighosah belaka.
9. Pukul 23.30 dilaksanakan penjaringan suara dan mulai persiapan penghitungan suara oleh panitia muktamar di alun -alun Jombang.
10. Pukul 00.45 penjaringan sudah selesai dan disebutkan jumlah peserta pemilik suara yang hadir berjumlah total 417 orang. Yang artinya pemilihan Ketua Umum sudah bisa dilaksanakan karena telah mencapai kuorum.
11. Pukul 00.50 dimulai penghitungan suara untuk memilih Ketua Tanfidziah dengan hasil KH. Said Aqil Siradj (SAS) : 287, As’ad Said Ali (ASA) : 107, Gus Sholah : 10, KH. Idrus Ramli : 1, TG. Hilmi Muhammadiyah : 3, Gus Mus : 1 dan KH. Muhammad Adnan : 1 suara. Seharusnya SAS dan dan ASA berhak maju putaran kedua namun ASA langsung naik panggung dan mengumumkan pengunduran diri.
12. Pukul 02.00 Muktamar resmi ditutup oleh Kiai Saifullah Yusuf (Gus Ipul) dengan membacakan hasil pleno sore hari dengan ketetapan :
1. Rais Aam periode 2015-202 dijabat oleh KH. Makruf Amin.
2. Ketua Tanfidziah / Ketua UMUM PBNU masa kerja 2015-2020 dijabat oleh KH. Said Aqil Siradj.
NB : keganjilan-keganjilan di arena muktamar setelah peserta keluar cukup terlihat rapi. Aktor intelektual bekerja di tengah kerumunan massa dengan sandi-sandi khusus berjumlah sekitar 60 orang. Aktor intelektual di Tebu Ireng berjumlah sekitar 20 org. Terindikasi mereka berasal dari profesional, karena tampak dari tata cara bicara dan gerak-gerik yang hampir menyamai peserta. (azmuttaqin/arrahmah.com)
Berita ini kami ambil dari arrahmah.com tanpa ada perubahan apapun.
0 komentar:
Posting Komentar