15 kebijakan terbaru untuk antisipasi gejolak financial global...!!!
Gagalnya pembayaran hutang Yunani pada akhir bulan Juni lalu masih terus berdampak pada mobilitas ekonomi dunia.
Bagaimana tidak, isu santer ketidakmampuan membayar utang sebelum jatuh tempo pembayaran saja sudah membuat lesu ekonomi dunia. Rupanya memang terbukti bahwa satu bangsa tidak dapat lepas dari keterkaitan dengan bangsa lain.
> Yunani sebagai bangsa yang tergabung dalam Uni Eropa, membuat gerah negara-negara lain yang tergabung dalam komunitas masyarakat Eropa.
Bagaimana tidak, bantuan yang hendak diberikan ditolak oleh referendum rakyat Yunani, mereka tidak bersedia melakukan penghematan, walaupun pada akhirnya menerima bantuan dengan berbagai syarat yang didebatkan secara alot oleh parlemen.
> Belum lagi Yunani berlega keluar dari krisis ekonomi. Kini giliran China yang dalam hitungan minggu nilai sahamnya turun 32% atau tergerus $ 3 triliun (senilai Rp. 39.000 triliun).
Sebuah nilai yang fantastis. Walau pemerintah setempat mensuspend terjualnya saham-saham yang terjun bebas, namun yang terjadi ini tidak boleh dianggap remeh !!!
> Lalu apa yang harus kita lakukan untuk mengantisipasi gejolak ekonomi dunia ?
Perlukah kita mengambil tindakan berjaga-jaga?
Menuruti kata pepatah “sebelum hujan sedia payung” rasanya lebih baik kita terapkan, dibanding bablas tak terarah lalu terjerumus ke dalam kubangan.
> Untuk itu perlu dicermati oleh berbagai segmen dan pelaku. Mulai dari pribadi dalam mengelola keuangan keluarga, pelaku bisnis di perusahaan dan pelaku organisasi kemasyarakatan yang sangat berkaitan dengan supply keuangan demi lancarnya kegiatan.
Beberapa tips yg perlu diperhatikan bagi semua pihak antara lain sebagai berikut:
> 1. Mulailah “retreat” sejenak dengan mengambil waktu untuk memeriksa kondisi keuangan yang ada saat ini. Atur posisi lagi dengan cermat, dimanakah kondisi kita saat ini : apakah berpotensi terpengaruh secara langsung atau tidak? Kenalilah dengan jujur dan terbukalah dimana posisi keuangan kita sekarang.
> 2. Perketat pengeluaran anda, tunda yang tidak perlu, kurangi yang perlu, batalkan yang hanya keinginan.
> 3. Dalam keadaan sulit pasti pendapatan akan menurun !! Ketahanan ekonomi keluarga adalah berhemat dan kurangi pengeluaran.
> 4. Abaikan semua promo barang dan jasa yang tidak dibutuhkan. Ingat dikala bisnis lesu maka usaha terbaik adalah perusahaan menciptakan promo dan discount besar-besaran untuk mendongkrak penjualan. Bersatulah untuk mulai pengetatan dan ikat pinggang.
> 5. Jangan ciptakan hutang baru, bila mampu lunasi hutang saat ini. Apalagi hutang kartu kredit dengan bunga yang mencekik. Ingat tatkala krisis ekonomi bunga bank bisa menyentuh angka fantastis dan unpredictable.
> 6. Hindari investasi yang berharap imbal besar, apalagi investasi menggunakan uang perusahaan. Jangan heran usaha yang kempas-kempis akan semakin memburuk dengan cashflow yang terganggu.
> 7. Jual investasi yang tidak liquid seperti property, jangan beli saham abal2j-abal, apalagi didanai oleh hutang bank dan kartu kredit, trading jangka pendek dengan exposure tidak besar, target untung lebih rasional di saham BC saja.
> 8. Bagi pelaku usaha, perhatikan cashflow dengan baik dan ketat. Yang biasa memonitor tiap bulan, sekarang lakukan tiap minggu. Perkuat akuntable dan manajemen keuangan !!!
> 9. Jangan terpana dengan sales yang tinggi. Penjualan yang tinggi belum tentu mencerminkan sehatnya keuangan perusahaan dan malah akan meningkatkan resiko Piutang tak tertagih. Jangan melawan arus yang sedang tidak memihak. Jangan mengabaikan 'brutal facts' dengan menciptakan 'pseudo sales', yang hanya untuk memperbaiki angka akuntansi semu.
> 10. Buat team penagih yang kuat dengan insentif yang menarik agar 'collector' semakin rajin untuk menjadikan piutang menjadi kas. Amati persediaan yang ada dan segera buat program yang masih diterima pasar agar persediaan tidak menumpuk.
> 11. Operating Expenses harus ditekan seefisien mungkin. Sudah tidak perlu bergaya lagi !!! Renovasi kantor dan pembaruan mobil yang tidak 'urgent' sebaiknya ditunda. Meeting di Restauran ternama, entertainment dan trip dengan pelanggan yang tidak mendesak, sebaiknya dibatalkan. Semua pihak harus siap mengurangi expenses dengan cara revolusioner.
> 12. Proyek-proyek “mercusuar” hendaknya dihentikan, apalagi hanya untuk eksen dan popularitas. Hal ini agar “bleeding” tidak melebar.
> 13. Jangan berandai-andai dengan program yang kelihatan menarik tetapi berbahaya, Hiduplah dengan fakta. Seluruh bisnis model dan proses harus ditata dan didesain ulang.
> 14. Karyawan tidak boleh dijadikan obyek efisiensi yang pertama. Ini harus yang terakhir setelah semua kondisi efisiensi dilakukan.
Terakhir dan yang utama setelah kita berikhtiar dan berjuang semaksimal mungkin, adalah selalu bertawakkallah kita semua pada Allah Subhana wata'ala yang berkuasa atas segala yang terjadi di dunia dan akhirat.
Moga rahmat dan karuniaNya menaungi kita semua.
Aamiin....
Moga tips ini menjadi Solusi Krisis....
0 komentar:
Posting Komentar