PEMBAKARAN MASJID OLEH NASRANI

Posted by

Insiden perbedaan pendapat yang berujung terbakarnya sebuah masjid di Tolariko Papua membuat Kapolri Badrodin Haiti mengerahkan personilnya di Papua untuk segera menuntaskan kasus ini.
Menurut dia, Wakapolda Papua langsung turun ke lokasi kejadian.

"Wakapolda langsung saya perintahkan ke sana. Saya berharap ini tidak berkembang," ujar Badrodin saat usai mengunjungi rumah Senior PDIP, Megawati, Jumat (17/7).

Badrodin mengatakan, ia memberikan amanat kepada semua tokoh agama di sana untuk berkumpul dan membahas persoalan tersebut.
Jangan sampai kesalah pahaman membuat perpecahan antar warga.

Badrodin sudah mengetahui inti persoalan terkait hal ini.

Umat Nasrani mengklaim suara speaker yang dipasang di tengah lapangan menggangu ketenangan umum. Mereka meminta umat muslim untuk membubarkan kegiatan sholat ied tersebut.

Hal itu berujung pada perang mulut antara kedua kubu. Kelompok nasrani kemudian melempari masjid dengan api hingga kebakar.

Pernyataan Imam Besar FPI, Al-Habib Muhammad Rizieq Syihab, tentang Peristiwa Idul Fithri berdarah di Tolikara - Papua :"Itu perbuatan BIADAB !!!
Mereka KAFIR HARBI yang harus dibasmi !!!

Mereka telah menodai Agama, Bangsa dan Negara !!! Kita serukan Pemerintah RI, khususnya aparat pertahanan dan keamanan, yaitu TNI dan POLRI, untuk segera mengambil tindakan tegas terhadap para perusuh yang telah membakar Masjid dan menjarah pasar umat Islam di Papua, sehingga berjatuhan korban dari umat Islam pada Jum'at pagi di Hari Raya Idul Fithri 1436 H.

Termasuk seluruh pengurus Gereja Injili Di Indonesia (GIDI) Badan Pekerja Wilayah Toli - Papua yang telah memprovokasi masyarakat Keristen Papua melalui Surat Edaran tertanggal 11 Juli 2015 yang ditanda tangani Pdt.Navus Wenda dan Pdt.Marthen Jingga, yang melarang Perayaan Idul Fitri bagi umat Islam dan Pemakaian Jilbab bagi muslimah di seluruh Wilayah Tolikara - Papua.

Begitu juga para MISSIONARIS ASING yang selama ini terlibat bekerja-sama dengan GIDI.
Tangkap mereka !!!

Saya serukan agar jangan sampai lebih dari 2 x 24 jam, para perusuh dan para aktor intelektualnya serta misionaris asing yang terlibat, harus segera ditangkap, sebelum para JIHADIS dari seluruh pelosok Tanah Air turun ke Papua untuk mengeksekusi mereka dengan prinsip : Luka dibayar dengan Luka, dan Darah dibayar dengan Darah, serta Nyawa dibayar dengan Nyawa.

"Selanjutnya, Imam Besar FPI mengisyaratkan agar seluruh Laskar FPI se Indonesia wajib SIAGA 1, sehingga kapan saja diinstruksikan untuk ke Tolikara membela Agama, Bangsa  dan Negara harus siap berjihad.

Team News FPI.


Blog, Updated at: 01.34

0 komentar:

Posting Komentar

Diberdayakan oleh Blogger.

Send Quick Massage

Nama

Email *

Pesan *