MEMBERI UDZUR DAN DIBERIKAN UDZUR

Posted by

CURHAT SEORANG PANITIA KAJIAN YG SELALU MEMBERI UDZUR DAN DIBERIKAN UDZUR

Hari ini saya dipanggil atasan. Bukan karena kerjaan nggak beres, tapi gara-gara seorang ustadz.

Ya! !!!
Gara-gara seorang ustadz. SALAFY pulak!

Gimana ceritanya, kok gara-gara seorang ustadz, saya bisa dimarahin?

Kantor kami adalah kantor perusahaan internasional yang sangat menjunjung tinggi kedisiplinan dan profesionalitas. Dan alhamdulillah di tengah-tengah tingginya sekularisasi di kantor kami, atasan masih memberikan support untuk kegiatan pengajian Ramadhan.

Saya pun diberi tanggung jawab untuk menyusun list penceramah untuk mengisi kajian tersebut.

Saya pun kemudian berusaha semaksimal mungkin agar penceramah yang tampil adalah para ustadz sunnah. Meski tidak 100%, tapi diusahakan agar mayoritas pengisinya para ustadz sunnah.

Ketika awal-awal kami menghubungi, semua menyanggupi jadwal dan tema materi yang kami berikan. Saya pun berusaha keep in contact sama mereka, mengingatkan mereka bahwa mereka ada jadwal di kantor saya. Sampai menjelang hari H.

Hanya saja ada beberapa di antara mereka ternyata tidak menepati janji. Di hari H saat waktu mengisi sudah dekat, tiba-tiba HP mereka tak bisa dihubungi. Kami pun menanti di kantor dengan harap-harap cemas. Mudah-mudahan HPnya lowbatt dan beliau dalam perjalanan ke kantor.

Wajar kalau saya harap-harap cemas. integritas sedang dipertaruhkan di sini. bukan saja integritas saya dan ustadz, tapi integritas dakwah dan komunitas salafi, yang katanya berislam dengan metode yang benar, semua sedang diuji.

Dan benar saja.. ustadz tersebut tak datang. Dalam keadaan jamaah sudah berkumpul menanti. Wajah wajah antusias para peserta berubah menjadi kekecewaan.

Ustadz, yang katanya adalah orang berilmu, pewaris para nabi, ternyata tidak lebih dari orang yang mudah ingkar janji.

Teguran atasan kepada saya ketika itu sangat menampar. Kepercayaan yang diberikan ternyata tak bisa ditunaikan.

Setelah jamaah bubar, barulah datang khabar bahwa ustadz tak bisa datang karena ada urusan keluarga..

Dan bukan kali ini saja kajian kami "dikecengin" para ustadz.

Seorang kawan pernah mengadakan kajian di kantornya di kawasan perkantoran di jakarta. Salah satu Ustadz yang berdomisili di pinggiran kota jakarta sudah menyanggupi untuk mengisi kajiannya tersebut. Kawan ini bahkan sudah menyiapkan mobil jemputan dari kantor untuk sang ustadz.

Tapi apa boleh buat, sesampainya di rumah si ustadz.. ternyata ustadz sedang mengajar di salah satu perumahan mewah di daerah pinggiran jakarta. Lupa dengan jadwal yang telah dia sanggupi. Ustadz menyuruh si sopir menunggu dia selesai mengajar. Tapi jarak daerah itu dan kantornya bukanlah dekat. Akhirnya kajian pun dibatalkan. integritas dakwah yang baru mulai dibangun di kantor itu pun akhirnya runtuh...

Wahai ustadz.. kami tahu jadwalmu padat. Oleh karena itu.. pliss deh, kalau memang tak bisa mengisi janganlah ustadz jadi PHP untuk kajian kami..

Ustadz..
kami masih ingat ketika dakwah belum sesubur ini, ketika TV dakwah kita belum mengudara..
kami masih melihat kesungguh-kesungguhan ustadz dalam berdakwah. Kedisiplinan ustadz dalam menepati jadwal..

Tapi begitu dakwah telah berkembang pesat, jadwal ustadz kini sudah padat, tolong janji ustadz dibuat tepat.. jangan jadi orang khianat.

Kalau ustadz tak sanggup, kabari kami. Biarkan kami cari pengganti biarpun dia hanya ustadz fresh graduate yang mungkin ilmunya tak setinggi ustadz.

Kalau ustadz tak bisa, kami diberi kabar secepatnya agar tak malu muka kami di depan atasan.

Yang sedang ustadz hancurkan bukanlah citra ustadz..
tapi yg ustadz hancurkan adalah citra dakwah yang sedang kami bangun di kantor kantor kami..

Afwan ustadz..
kalau ini menyinggung dirimu.
Kami berharap adanya perubahan.

Dari saudaramu..
mewakili puluhan panitia kajian yang sering bernasib sama, kami bukan hizbiy kami cinta sunnah.....

---منقول---
Dari temen di sumatera


Blog, Updated at: 08.46

0 komentar:

Posting Komentar

Diberdayakan oleh Blogger.

Send Quick Massage

Nama

Email *

Pesan *