CURHAT SEORANG IKHWAN

CATATAN ATAS CURHAT SEORANG IKHWAN

<Ustadz Zainal Abidin>

بسم الله والحمد لله والصلاة والسلام على رسول الله

Semoga bisa menjadi pelajaran bagi kita semua..

Kepada yang terhormat jama’ah yang antusias belajar Islam, dengar suara hati kecil sang Ustadz..

Aku tidak rela dakwah tercemar, namun aku tidak ridho nama baik ustadz juga tercemar..

Siapapun ustadznya, selagi bermanhaj Salaf, tidak boleh diberi sebutan KHIANAT karena itu hanya pantas untuk Munafiq..!

Jangankan sama ustadz. Kepada awwam Muslim aja Abu Qilabah رحمه الله berkata: “Bila sampai kepadamu berita buruk tentang saudaramu, carikan 1.000 alasan untuk membenarkannya. Kalau tidak dapat, katakan pada dirimu: ‘mungkin ia punya alasan yang belum aku ketahui’.”

Jadi ustadz itu memang tidak mudah, apalagi di kalangan Salafiyun. Berbeda di NU dulu, ana temukan sangat hormat sama Kiyai meskipun berangkat kultus yang salah. Tetapi di jama’ah kajian kita, maka mengatakan kepada ustadznya khianat, kurang adab, dan ghibah Ustadz di tengah mereka soal biasa.

Obrolan jama’ah terutama panitia kajian antara lain:

💧 Ustadz Fulan sering terlambat hadir, tapi selesai kajian cepat.

💧 Ustadz Fulan susah ditelpon, dan kalau ditanya via SMS tidak pernah jawab.

💧 Ustadz Fulan tidak bobot materi kajiannya karena bukan ustadz imporan.

💧 Ustadz Fulan terlalu monoton dan kurang bahan.

💧 Ustadz Fulan kalau menyampaikan materi tegang.

💧 Ustadz Fulan terlalu banyak guyonannya dan ada catatannya.

💧 Ustadz Fulan tidak bagus suluknya.

💧 Ustadz Fulan kurang punya adab karena kajian sering tidak hadir tanpa memberitahu atau berkhianat.

💧 Ustadz Fulan tidak bagus menurut asatidz senior.

💧 Ustadz Fulan jangan pakai karena tidak ngisi di radio Rodja’.

💧 Ustadz Fulan jangan dipakai karena suka mengajak suami-suami menikah lagi.

💧 Ustadz Fulan kalau kajian bikin ngantuk.

💧 Ustadz Fulan lagi naik daun dan Ustadz Fulan daunnya sedang kropos di makan ulat.

💧 Ustadz Fulan tarifnya berapa ya mbak kalau diundang?

Kadang cukup sulit mengatur jadwal kajian. Ada yang menunggu lama tidak pernah kena.

Ada yang merasa sudah terlanjur menyebar undangan, tapi ustadz punya acara yang sulit dibatalkan. Insyaa-Allooh semua asatidz paham.

Hingga hari ini kita berusaha semaksimal mungkin untuk konsiten dan disiplin berdakwah, tapi kadang ada hal yang lebih maslahat sementara ustadz sendiri yang paham atau lupa sementara jama’ah mengingatkannya mendadak.

Insyaa-Allooh tidak ada ustadz Salafy yang membatalkan kajian hanya karena:

🚫 Mengejar materi.

🚫 Pergi ke mall untuk cuci mata.

🚫 Pergi ke kolam ikan untuk mancing dan pergi ke kalam renang untuk renang.

🚫 Pergi ke gedung bioskop atau teater untuk menonton pertunjukan.

🚫 Sedang touring Harley atau petualangan atau jelajah atau nongkrong di café.

Memang ustadz Salafy banyak dipandang orang sebagai manusia teladan dan prestige yang mengundang perhatian, apalagi sedang naik daun dan kondang.

Tetapi jama’ah kurang paham bahwa ustadz juga manusia, capek dan sakit kadang dipaksakan. Atau menyiapkan materi dakwah juga tidaklah mudah.

Ustadz juga punya kegiatan ekonomi untuk menopang dakwah dan maisyah keluarga agar tidak tergantung sama orang lain.

Semua manusia, termasuk ustadz, merasakan kondisi ini. Makin tambah umur makin sakit-sakitan, tidak lincah, cepat capek, ingatan berkurang, gampang lupa, kesibukan menumpuk, dan urusan makin ruwet serta banyak. Sedangkan tetap memaksakan.

Bertaqwalah kepada الله Ta’aala sebatas kemampuanmu dalam berdakwah..!

Semoga ustadz yang dimaksud sadar dan lebih memperbaiki diri kalau memang benar begitu.

وصلى الله وسلم على نبينا محمد

»»•««