Suasana sebuah kampung tiba-tiba heboh, karena pada saat jam 22.00 terdengar adzan berkumandang dari sebuah mushalla setempat melalui pengeras suara yang memecah keheningan malam.
Warga berbondong-bondong mendatangi mushalla itu meski mereka sudah tahu siapa yang melakukannya...
Mbah Sadi, suaranya sudah dikenal di kampung itu, umurnya sudah mencapai kepala tujuh.
Warga dipenuhi pertanyaan, mengapa Mbah Sadi adzan pada jam sepuluh malam...???
Ketika warga sampai di pintu mushalla, Mbah Sadi baru selesai adzan dan mematikan sound system.
“Mbah tahu gak, jam berapa sekarang..??” kata Pak RT.
“Adzan apa jam segini, Mbah..??”
“Jangan-jangan Mbah sudah ikut aliran sesat,” sambar Roso dengan nada prihatin.
"Sekarang banyak betul aliran macam-macam.
“Ah, dasar Mbah Sadi sudah gila".
“Kalau nggak gila, mana mungkin adzan jam segini..??”
“Kalian ini ......,” jawab Mbah Sadi tenang. “Tadi, waktu saya adzan Isya, tidak seorang pun yang datang ke musholla. Sekarang saya adzan jam 10 malam, kalian malah berbondong-bondong ke mushalla. Satu kampung lagi...!!!
Kalo gitu... SIAPA YANG GILA....???”
Warga pun pulang satu persatu tanpa protes lagi.
Termasuk Pak RT yang kemudian menjauh perlahan-lahan, tak berani melihat wajah Mbah Sadi.
Mawas diri...
dipanggil dan diingatkan yg baik-baik kadang-kadang kita tidak mau mendengarkan.
Tetapi begitu ada kesempatan mem-bodoh-bodohkan dan memarahi orang, kita menyempatkan diri..
Astagfirullah Al'adziim .....
Semoga kita dapat mengambil pelajaran dari kisah ini.
0 komentar:
Posting Komentar