SIRAH NABAWIYAH 3

Posted by

Assalaamu'alaikum wa Rahmatullaahi wa Barakaatuh...

Semoga selalu bertambah iman, ilmu dan amal...
aamiiin

Hari ini kita akan membahas tentang perjalanan Rasulullaah Shalallaahu 'Alaihi Wassallaam yang ikut berdagang pamannya Abu Thalib

BismillaahirRahmaanirRahiim

Jamuan Buhaira

Saudaraku,
berangkatlah rombongan kafilah Quraisy menuju ke Syam.

Ketika tiba di Busra, mereka melewati rumah ibadah seorang pendeta Nasrani bernama Buhaira.
Ia adalah pendeta yang pandai.
Di rumah ibadahnya, selalu ada pendeta dan umat Nasrani yang mendapatkan ilmu dari Buhaira.

Biasanya, Buhaira tidak pernah menggubris rombongan Quraisy yang setiap tahun lewat di tempat itu.

Namun, kali ini ada yang berubah pada diri Buhaira.
Ketika rombongan Quraisy, termasuk Abu Thalib dan Muhammad, singgah di dekat rumah ibadahnya, Buhaira memerintahkan para pembantunya membuat masakan yang banyak.

Buhaira berbuat begitu karena dari jendela rumah ibadahnya, ia melihat hal yang aneh pada rombongan Quraisy.
Ada awan kecil yang bergerak pelan mengikuti ke mana pun kafilah pergi. Ada sesuatu atau seseorang di dalam kafilah yang dilindungi awan itu dari terik matahari.

Buhaira bergegas mendatangi kafilah yang tengah beristirahat di bawah pepohonan rindang dan berkata,
"Hai orang-orang Quraisy, sungguh aku telah membuat makanan untuk kalian. Aku ingin kalian semua: anak kecil, orang dewasa, budak, dan orang merdeka, ikut hadir.

Salah seorang Quraisy bertanya,
"Demi Allah, hai Buhaira, alangkah istimewanya yang engkau perbuat kepada kami hari ini. Padahal, kami sering melewati tempatmu ini. Apa yang sebenarnya terjadi kepadamu kali ini.

"Engkau benar," jawab Buhaira, "dulu aku memang seperti yang engkau katakan. Namun, kalian, semuanya, adalah tamuku kali ini dan aku ingin menjamu kalian. Aku telah membuat makanan dan kalian semuanya harus ikut makan."

Dengan senang hati, rombongan Quraisy pun masuk ke rumah Buhaira untuk memenuhi undangannya.
Hanya saja, Muhammad tidak ikut karena ia masih kecil. Ia ditugaskan menjaga perbekalan kafilah.

Namun, saudaraku, segera saja Buhaira merasakan ada sesuatu yang kurang dari rombongan Quraisy itu.
Maka, dia kembali mengulangi permintaannya, "Hai orang-orang Quraisy, jangan sampai ada yang tidak makan makananku ini."

Salah seorang Quraisy berkata,
"Hai Buhaira, tidak ada seorang pun yang layak datang kepadamu tertinggal kecuali anak muda yang paling kecil di antara kami.
Ia berada di tempat perbekalan rombongan."

Buhaira menggeleng-geleng kepala, "Kalian jangan seperti itu. Panggil dia untuk makan bersama kalian."

Orang-orang Quraisy itu merasa malu. Salah seorang dari mereka bahkan berkata, "Demi Latta dan Uzza, adalah aib bagi kami kalau putra Abdullah bin Abdul Muthalib tidak ikut makan bersama kami."

Setelah Muhammad dipanggil, Buhaira memeluknya dan mendudukkannya bersama rombongan Quraisy yang lain. Sambil menyaksikan tamu-tamunya makan, sebenarnya mata Buhaira tertuju kepada Muhammad dengan seksama. Dari hasil pengamatannya itulah Buhaira mengambil simpulan dalam hati, "Anak ini mempunyai sifat-sifat kenabian!"

Jamuan selesai.
Sambil mengucapkan terima kasih, rombongan Quraisy pun membubarkan diri menuju tempat perkemahan mereka untuk beristirahat.
Namun, Buhaira tidak membiarkan Muhammad pergi. Diajaknya anak itu duduk dan bicara.

"Hai anak muda," panggil Buhaira, "dengan menyebut nama Latta dan Uzza, aku akan mengajukan pertanyaan-pertanyaan kepadamu dan engkau harus menjawabnya."

Wajah Muhammad tampak berubah dan dia menjawab, "Jangan bertanya tentang apa pun kepadaku sambil menyebut nama Latta dan Uzza.
Demi Allah, tidak ada yang sangat aku benci melainkan keduanya."

Buhaira tersenyum dan mengulangi permintaannya, "Baiklah, kalau begitu aku akan bertanya kepadamu dengan menyebut nama Allah dan engkau harus menjawab pertanyaanku."

Wajah Muhammad berubah cerah dan dia mengangguk,
"Tanyakan kepadaku apa saja yang ingin engkau tanyakan."

Apa yang akan ditanyakan Buhaira kepada Muhammad ?

Ikuti kisahnya esok hari, insyaAllaah.

Informasi tambahan:

Kota Bushra

Jalur yang dilewati kafilah Abu Thalib adalah jalan kafilah Barat yang menyusuri Laut Merah, Madyan, Wadi Al Qurra, Hijir dan Kota Bushra.
Kota Bushra atau Bostra telah lama didirikan Romawi sebagai ibu kota wilayah Hauran, untuk menahan serbuan Badui pedalaman.
Di sini, Romawi memusatkan pasukan dan mengumpulkan pajak dari kafilah. Bagi Kafilah sendiri, Bostra adalah pusat perdagangan paling ramai sebelum tiba di Syria yang terletak lebih ke utara.

Informasi tambahan:

Negeri Syam

Abu Thalib berangkat tahun 582 Masehi ke Negeri Syam. Syam saat itu adalah sebuah negeri yang wilayahnya sekarang meliputi Syria, Yordania, dan Palestina. Syam berada di bawah pemerintahan Romawi Timur.

Demikian kisah sirah hari ini, semoga bermanfaat.

Kisah sirah Nabawiyah ini diambil dari buku "Muhammad Shalallaahu 'Alaihi Wassallaam Teladanku" jilid 2

#MuhammadTeladanku
#Mute
#ODOS
#Kisah
#SirahNabawiyah
#SpiritNabawiyahCommunity
#SNC2015

Allaahumma Shalli 'ala Muhammad
Wa 'ala aali Muhammad

Barakallaahu fiikum 😊✊

Reposted By
®Rumah Dakwah Indonesia

Semoga bermanfaat dan menambah khasanah keilmuwan kita semua.


Blog, Updated at: 06.21

0 komentar:

Posting Komentar

Diberdayakan oleh Blogger.

Send Quick Massage

Nama

Email *

Pesan *